Reyog Ponorogo

Reyog adalah kesenian khas Indonesia yang berasal dari Ponorogo. Reyog biasanya ditampilkan pada beberapa acara seperti HUT Bangsa Indonesia, bersih desa, tasyakuran, dll. Reyog sendiri menjadi budaya kebanggan masyarakat Ponorogo. Sampai banyak sekolah di Ponorogo yang memasukkan Reyog menjadi mulok sekolah tersebut. Sehingga tidak heran jika hampir seluruh masyarakat Ponorogo bisa menarikan kesenian Reyog. Pada pementasan Reyog ada beberapa tokoh di dalamnya. Antara lain Jathilan, Warok, Bujang Ganong, Klonosewandono, dan Barongan.
            Jathilan biasanya ditarikan oleh sekelompok perempuan cantik dengan membawa eblek (kuda tiruan dalam bentuk anyaman bambu). Penari Jathilan bergerak dengan lincah dan indah. Tak hanya itu, penari jathilan juga kadang bersifat genit. Jathilan biasanya memakai pakaian putih dengan kain batik sebagai tambahan pada pinggangnya, memakai udeng pada kepala, dan berdandan cantik sebagai gambaran perajurit berkuda raja prabu klonosewandono.
            Warok adalah tokoh pada kesenian Reyog ponorogo yang bertubuh gagah dan kuat. Warok biasanya berpakaian serba hitam dengan menggunakan udeng tutup kepala dan berjenggot tebal. Kemudian pada bagian wajahnya diwarna merah dan hitam pada bagian matanya untuk menambah kesan garang. Warok pada kesenian reyog berperan sebagai perajurit raja Prabu Klonosewandono.
            Bujang ganong pada umumnya ditarikan oleh anak laki-laki bertubuh kecil dan kuat. Bujang ganong memiliki sifat gagah, lincah, garang, tapi juga lucu. Serta atraksi Bujang ganong yang lincah sangat mengagumkan. Sehingga sering ditunggu-tunggu oleh penonton yang memadati pertunjukkan. Bujang ganong biasanya memakai kostum celana pendek dan rompi. Pada bagian pinggang dipasang embong, sampur, sabuk, dan dililit centing. Serta pada pergelangan tangan dan kaki menggunakan aksesoris khas bujang ganong. Topeng bunjang ganonng pun bervariasi. Ada yang memiliki wajah lucu dan imut, juga ada yang memiliki wajah garang dan menyeramkan. Bujang ganong pada pagelaran reyog berperan sebagai patih dari prabu klonosewandono.
            Prabu Klonosewandono adalah raja pada cerita reyog. Prabu Klonosewandono yang memiliki tubuh gagah berani melawan singobarong yang memiliki 2 bentuk hewan dalam satu tubuh untuk mendapatkan putri Kerajaan Kediri Dewi Songgolangit. Dalam pertarungan tersebut, Prabu Klonosewandono dibantu Patih dan seluruh Perajuritnya. Tetapi mereka semua tumbang ditangan singobarong. Akhirnya klonosewandono dapat memenangkan pertarungan dengan menggunakan pecut saktinya, pecut Samandiman. Pada pementasan Reyog, Prabu Klonosewandono menggunakan kostum celana panjang warna merah dengan motif khas Ponorogo, kemudian dihiasi dengan berbagai macam kain batik dan sampur pada pinggangnya. Prabu Klonosewandono memakai topeng warna merah dengan mahkota diatasnya. Dan aksesoris lainnya menghiasi punggung dan tangannya.
            Singobarong adalah tokoh yang sangat terkenal di pagelaran Reyog. Singobarong menggunakan topeng raksasa dengan burung merak besar yang menempel pada topeng macan. Penari Singobarong mengangkat topeng hanya dengan giginya sehingga penari Singobarong haarus memiliki gigi dan leher yang kuat karena berat topeng Singobarong sendiri bisa mencapai 50 kg. Penari Singobarong tidak menggunakan ilmu ilmu ghaib seperti yang beredar pada kalangan masyarakat. Penari Singobarong melakukan latian rutin dengan melatih beban pada gigi dan lehernya. Kostum yang dipakai penari Singobarong menggunakan celana hitam panjang dihiasi dengan kain merah dan kuning. Memakai embong dan sampur pada pinggangnya. Dan biasanya menggunakan singlet bertuliskan paguyuban Reyognya.